Rabu, 30 September 2009

Rumah Adat Gayo Dibangun Tanpa Paku

SERAMBI INDONESIA

Syukuran sebagai tanda selesainya membangun rumah adat Gayo


Aneka seni, budaya, dan adat istiadat Aceh, baik yang masih tetap hidup dan berkembang maupun yang telah hilang dan terlupakan, ditampilkan oleh masing-masing kabupaten/kota dalam even Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) V yang kini sedang berlangsung di Banda Aceh. Salah satu yang menjadi daya tarik pengunjung PKA V adalah lomba peudong (membangun) rumoh (rumah) adat Aceh.

Lomba peudong rumoh adat Aceh menjadi salah satu agenda perlombaan pada even PKA V 2009. Perlombaan ini dipusatkan di Gedung Tgk Chik Ditiro, Banda Aceh. Salah satu daerah yang ikut dalam perlombaan ini adalah Aceh Tengah.

Mereka dituntut untuk bisa memperlihatkan bentuk asli rumah adat Gayo, termasuk bahan-bahan yang digunakan. Salah satu keunikan rumah adat Gayo adalah tidak menggunakan material paku (besi) untuk merangkai atau perekat antara satu komponen dengan komponen lainnya dari struktur bangunan. Sebagai penguat, digunakan patok (pasak) dari kayu berbentuk bulat panjang dan petak.

Lomba peudong rumoh adat Gayo melibatkan satu tim pekerja yang berjumlah sembilan orang. M Yusup berperan sebagai kepala tukang didampingi Nur Aini yang melakonkan istri kepala tukang. Juga ada pembantu kepala tukang diperankan oleh Muhammad. Dilibatkan pula imam yang diperankan Zulkarnaen didampingi Rusminar sebagai istri imam.

Prosesi itu juga melibatkan warga, seperti Sedie Aqsa yang berperan sebagai Aman Caca, Ela Wati sebagai Inen Caca, Ibrahim sebagai anggota tukang, dan Selamah berperan sebagai anggota yang melakukan peusijuek. Tahapan pembuatan rumah dimulai dengan merakit bahan yang diperlukan. Selanjutnya dilakukan peusijuek (tepung tawar) tiang raja (tiang utama) yang mewakili seluruh bahan-bahan lainnya yang diperlukan dalam pembuatan rumah.

Setelah di-peusijuek, tiang utama pun didirikan dilanjutkan pamasangan balok panjang, balok nonrusak dan rusuk. Setelah rangka bangunan berdiri, dilanjutkan dengan pemasangan dinding, lesplang, dan lesplang keliling serta memasang tombak layar. Semua proses merangkai komponen-komponen bangunan tidak menggunakan paku sebagai penguat. Semuanya diperkuat dengan patok kecil dan besar.

Pekerjaan lainnya adalah memasang lantai rumah yang terbuat dari temor atau sejenis pohon palam yang tumbuh liar di hutan. Berikutnya memasang atap rumah dengan menggunakan pengikat rotan seukuran jempol jari orang dewasa. Bagian finishing adalah melengkapi interior rumah dengan rak-rak yang kegunaannya untuk menyimpan barang perabotan rumah tangga.

Rumah adat Gayo juga dilengkapi tangga dan batu tempat membersihkan kaki sebelum naik ke rumah. Setelah semuanya rampung, termasuk membayar ongkos pekerja, maka pemilik rumah melakukan kenduri syukuran sebelum menempati bangunan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Design By:
SkinCorner